Sabtu, 26 Apr 2025

Tokoh Banten harap Andra-Dimyati implementasikan cita-cita pendiri

admin
12 Feb 2025 13:25
Peristiwa 0 1
2 menit membaca

AboutBanten.Com – Tokoh masyarakat Banten Lili Romli mengharapkan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Banten Andra Soni-Dimyati Natakusumah dapat mengimplementasikan cita-cita tokoh pendiri provinsi tersebut untuk maju dan sejahtera.

“Kita berharap dengan kehadiran gubernur terpilih Pak Andra Soni yang didukung oleh KIM (Koalisi Indonesia Maju) Plus ini mengimplementasikan keinginan para pendiri tokoh Banten ini, untuk agar Banten ini maju dan sejahtera menuju Indonesia emas,” ujar Lili yang juga peneliti senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Serang, Banten, Rabu.

Lili dalam Dialog Publik di DPD Partai Gerindra, Serang, mengatakan Provinsi Banten terbentuk karena ada faktor-faktor krusial di antaranya tentang keterbelakangan, ketertinggalan, dan kemiskinan.

Persoalan tersebut masih berlangsung hingga usia Provinsi Banten ke-24 tahun, di mana menurutnya, kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, infrastruktur belum merata, dan masyarakatnya masih banyak belum mendapatkan pekerjaan.

“Sementara visi-misi dan program turunan Andra Soni-Dimyati adalah dengan memperbaiki infrastruktur desa, sumber daya manusia (SDM) dengan sekolah gratis, serta tagline ‘tidak korupsi’,” kata Lili.



Ia berharap hal itu betul-betul ditegakkan. Sebab menurutnya, tidak sedikit pejabat dari Banten yang terlibat dengan kasus korupsi.

“Mudah-mudahan ini dengan tagline semangat tidak untuk korupsi betul-betul dijalankan, dan insyaallah kalau itu memang konsisten, anggaran yang ada itu tidak akan bocor, dan benar-benar diimplementasikan untuk percepatan pembangunan di Provinsi Banten ini,” kata dia.

Selain itu Lili mengharapkan adanya reformasi birokrasi dalam pemerintahan Andra Soni-Dimyati, meski kendalanya adalah kultur yang masih ingin dilayani.

Menurutnya, birokrasi Banten kini masih terbilang “merah,” yang artinya berbelit-belit dan tidak efisien.

Misalnya dengan kultur birokrasi di mana para birokrat masih ingin dilayani masyarakat. Selain itu para birokrat yang tidak bisa dijumpai apabila masyarakat perlu mengurus perizinan.

“Nah ini memang harus dilakukan reformasi birokrasi, agar akselerasi pembangunan itu bisa berjalan, karena kunci untuk suksesnya pembangunan itu ada di birokrasi,” kata dia.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *