AboutBanten.Com – Di tengah melonjaknya harga kebutuhan pokok, langkah inspiratif datang dari Ali Rohmadin, alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Desa Sangiang, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang. Ia berhasil mengubah halaman rumahnya menjadi lahan produktif yang diberi nama Sahal Farm, tempat menanam cabai, tomat, kangkung, dan aneka sayuran lainnya.
Ali menyebut langkah ini sebagai bentuk nyata menjaga ketahanan pangan keluarga sekaligus melawan dampak inflasi yang kian terasa.
“Saya memulai dengan hal sederhana: Merubah halaman menjadi pangan. Harga kebutuhan makin naik, sementara pekarangan bisa jadi solusi. Dari sini, kita bisa panen sendiri untuk kebutuhan dapur,” ujar Ali, Jumat 27 Oktober 2025.
Tak hanya untuk dirinya sendiri, Ali juga mengajak warga sekitar agar memanfaatkan lahan kosong di rumah masing-masing.
“Kalau masyarakat mulai menanam kebutuhan pokok di halaman rumah, hasilnya bisa dikonsumsi sendiri, bahkan bisa dijual untuk tambahan penghasilan,” katanya.
Lebih lanjut, Ali mendorong agar pemerintah ikut memperkuat program ketahanan pangan di tingkat desa melalui pembinaan dan dukungan langsung.
“Harus ada pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir. Pemerintah bisa bantu lewat penyuluhan, bibit gratis, dan pupuk subsidi agar warga semangat menanam,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peran BUMDes dalam mendukung program pangan mandiri di desa. Menurut Ali, hal itu sesuai dengan Kepmendesa Nomor 3 Tahun 2025, yang mewajibkan alokasi minimal 20 persen Dana Desa untuk program ketahanan pangan.
“BUMDes bisa jadi pelaksana utama. Misalnya, mereka menyediakan bibit dan pupuk, lalu warga menjual hasil panen ke koperasi desa atau BUMDes itu sendiri. Siklus ini akan memperkuat ekonomi lokal,” jelasnya.
Tak berhenti di situ, Ali juga bermimpi menghadirkan perkebunan edukatif di wilayahnya. Ia melihat potensi besar karena banyak terdapat TK, PAUD, dan MI di sekitar Desa Sangiang.
“Saya ingin ada kebun edukasi agar anak-anak belajar menanam sejak dini. Ini bagian dari upaya menekan inflasi sekaligus membangun karakter peduli lingkungan,” ujarnya.
Inspirasi itu rupanya menular ke sang anak, Sahal Rohmaddin, yang masih duduk di kelas 1 MIN 4 Serang.
“Ayah, bibit cabai kita kan banyak. Boleh nggak dibagiin ke teman-teman sekolah?” ujar Sahal polos.
Ali pun tersenyum dan menyambut niat baik putranya itu.
“Nanti kita agendakan bersama pihak sekolah. Berbagi melatih Sahal untuk bersosial sejak dini dan belajar prinsip bahwa tidak akan memanen tanpa menanam, dalam hal apa pun,” tandasnya.
Gerakan kecil yang digagas Ali Rohmadin ini menjadi contoh nyata bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari rumah sendiri. Dari sebuah pekarangan sederhana, tumbuh semangat besar untuk kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat Desa Sangiang.



